Riwayat Daun Kering

>> Minggu, 01 Januari 2012

Siapa peduli daun-daun kering yang sudah seminggu lebih
Jatuh di halaman sebuah gubuk tua
Daun itu mungkin hanya akan tinggal dan akan tinggal dan tetap di sana
Mengering dan menghilang
Angin datang hanya memindahkannya dari balik batu yang satu
ke balik batu yang lainnya sampai terhalang untuk melangkah jauh oleh pagar bambu
Yang sudah tidak kokoh

Daun kering sudah tak berarti, mereka hanya bisa cemburu
Melihat kuncupnya daun-daun muda yang nampak segar merekah
Daun kering menjadi semakin tua
Cacing-cacing telah menunggu bilamana sang daun telah membusuk
Daun kering masih diombang ambing oleh angina sambil tetap melototkan mata tak terpejamnya ke daun daun kering lainnya yang satu persatu menyusulnya
Daun kering tersenyum lirih ketika daun-daun hijau jatuh tepat di atas tubuhnya yang memang telah rapuh
Sambil memperbaiki tubuhnya yang koyak, sang daun kering tiba-tiba terbang terbawa angin yang cuma sepoi meninggalkan sang daun kuning dan daun hijau yang masih cukup berat melawan angin yang menjadi sahabatnya ketika masih melekat kuat di ranting

Daun kering kembali mendarat di tempat lain tapi masih pada halaman yang sama
Daun kering ingin berteriak kesal segera setelah sang angin menghempaskannya lalu pergi
Tapi matanya tertuju pada sosok menakutkan seikat sapu lidi yang tersandar di pintu gubuk
Daun kering pun menutup mulutnya sendiri, sembari daun lain menaikkan telunjuknya di depan mulutnya
sssttt….!
Daun kering menundukkan kepalanya sembunyi ketakutan pada sebatang rumput yang tidak lebih tinggi darinya sambil melirik kecil memperhatikan kalau-kalau sang sapu bangun dari tidurnya
Sang Daun kering selalu mengawasi sang Sapu bukan dari sejak berganti status menjadi daun kering
Namun sejak kuncup menjadi daun muda sosok mengerikan itu sudah bersandar di dinding gubuk itu

Ketika itu, dongeng yang selalu didengungkan sebelum tidur adalah dongeng tentang sapu lidi yang menakutkan mirip dongeng anak anak yang berkisah tentang nenek sihir yang siap menelan hidup-hidup siapa yang nakal
Daun kering muda kerap menyanggah si pendongeng kalau-kalau yang diceritakan bukanlah sebuah dongeng tapi sebuah hal yang nyata
Sang daun sering melihat sang Sapu menyeret daun daun kering pendahulunya kemudian mengangkutnya dengan sebuah tempat yang terbuat dari anyaman bambu
Sang Daun masih ingin melihat daun-daun itu mau diangkut kemana
Namun sudah hilang dibalik atap jerami gubuk tua

Yang jelas beberapa saat setelah menghilang, kepulan asap membubung tinggi
Sang Daun heran, saat itu tak ada angin, mengapa daun daun itu bisa terbang bersama asap asap itu
Mengapa tubuhnya tercabik-cabik?
Mengapa tubuhnya menjadi hitam?

Daun kering masih bersembunyi di belakang rumput
Suasana hening
Tak ada angin walaupun sepoi
Tak ada daun baru menyusul jatuh
Tak ada suara dari dalam gubuk
Tak ada derap suara jepit yang datang bersama roda bergerobak yang datang menggilas yang tak beruntung
Tak ada mata yang tidak tertuju pada sapu

Hening…..
Daun kering sudah merasa matanya sudah lelah menatap di balik rumput dengan pandangan satu arah yaitu masih kepada pintu yang dimana tersandar seikat sapu lidi yang sudah mulai memendek dan menghitam namun tetap tegar dan mengerikan

Sang daun kering pikir sudah cukup terus berdiri mengawasi
Lagi pula pasti daun-daun lain akan bertreriak apabila ada gerakan yang tak diinginkan dari sapu yang sudah ada sebelum dia lahir
Daun kering mulai membersihkan tanah tepat di bawah rumput dari serangga yang bisa merusak lekuk tubuhnya
Daun keringpun duduk beristirahat sejenak menikmati suasana hening yang dipikirnya tak akan lama

Baru saja sang daun kering ingin menyandarkan kepalanya, sesosok benda hitam yang semakin lama semakain besar datang tepat ke arahnya
Daun kering panik
Benda itu semakin dekat..........dekat.......dekat…dekat .dan..!!!
Daun kering terbang tapi kali ini bukan oleh angin bukan pula oleh asap
Tapi daun kering dijepit oleh paruh seekor burung pipit
Daun kering berteriak entah sedih karena harus berpisah dengan kawan-kawannya ataupun mungkin kegirangan karena akan jauh dari momok sang sapu
Daun kering dibawa ke atas pohon namun pohon yang ada di halaman rumah sebelah

0 komentar:

  © Blogger templates Inspiration by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP